Wednesday, May 15, 2013

Densus 88 Tangkap Teroris di Pringsewu Lampung


Perburuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mencari kelompok-kelompok terduga teroris belum juga berhenti. Setelah menggulung belasan orang di Pulau Jawa, pada Kamis (9/5) dan Jumat (10/5), tim Densus 88 menyeberang ke Lampung.
Hasilnya, dari serangkaian operasi penggerebekan di lima lokasi di tiga kabupaten/kota, sebanyak empat terduga teroris dapat ditangkap. Keempatnya ialah Solihin alias Abdul Latif alias Dino alias Wawan (41), Muhammad Ali alias Andika alias Dika alias Dwi Putra Mahardika (20), Dedy Rofaizal alias Faisal alias Jaka (42), dan Abu Nabila alias Bang Yos (48).

Kepala Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung Komisaris Besar Nurrochman menerangkan, keempatnya merupakan tersangka perampokan Bank BRI Unit Bulukarto di Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, pada 22 April lalu. Dari bank pelat merah itu, para pelaku menggasak uang sebanyak Rp 466,7 juta. "Uang tersebut untuk mendanai operasional kelompok teroris di Poso, Kendal, Kebumen, dan Bandung," kata Nurrochman.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Jakarta mengatakan, Solihin cs merupakan bagian jaringan teroris pimpinan Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka. Abu terkait dengan jaringan teroris Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Santoso yang sudah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).  Pada Rabu (8/5) lalu, Abu Roban tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Kendal, Jawa Tengah.

Dengan tangkapan di Lampung ini, secara keseluruhan Densus 88 telah menangkap hidup 17 terduga teroris dalam rangkaian penyergapan di sejumlah kota di Pulau Jawa dan Lampung. Tujuh di antaranya ditembak mati.

Bermula dari Panjang

Dalam lima penyergapan di Lampung, tim Densus 88 dibantu oleh sejumlah personel dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Poda) Lampung, juga Polresta Bandar Lampung.
Kabid Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih mengatakan, penangkapan pertama berlangsung di Jalan Yos Sudarso, Panjang, Bandar Lampung, Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB. Di sini, Solihin dan Muhamad Ali ditangkap.

Densus kemudian melanjutkan aksinya pada Jumat pagi di Sukoharjo, Pringsewu. Di sini Densus menangkap Dedy Rofaizal yang sedang lari pagi. Pasukan elite Polri ini lalu beranjak menuju Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Sekitar pukul 09.00 WIB, Densus menangkap penghuni rumah di Jalan Jetis Dusun 3A Karang Anyar bernama Abu Nabila alias Bang Yos atau biasa dipanggil Adin.

Rohayati, istri Adin, mengungkapkan, suaminya disergap saat sedang sarapan bersama dia dan ketiga anaknya. "Waktu sedang makan pagi, tiba-tiba terdengar bunyi pintu didobrak. Lalu masuk beberapa orang memegang senjata api laras panjang dan memakai penutup muka. Mereka langsung menodongkan senjata ke suami saya," kata Rohayati kepada wartawan.

Setelah meminta Rohayati dan ketiga anaknya keluar dari rumah, polisi melakukan penggeledahan di dalam rumah pria yang sehari berkerja pedagang bakso ikan keliling. Menurut Rohayati, selain menangkap suaminya, petugas membawa empat unit handphone milik suaminya dan beberapa buah buku agama.

Tanjung Senang-Way Kandis

Dari Karang Anyar, beranjak siang, tim gabungan Densus 88, Polda, dan Polresta Bandar Lampung, menggerebek sebuah rumah kontrakan di Jalan Ratu Dibalau, Gang Damai Nomor 19, Kelurahan Way Kandis, Tanjung Senang. Saat digeledah oleh sekurangnya enam anggota Densus bersenjata laras panjang, rumah dalam keadaan kosong. Renny, pemilik rumah, mengatakan, orang yang mengontrak rumahnya itu bernama Parjo.

"Dia mengontrak rumah saya sejak bulan April," ujarnya.
Parjo mengaku kepada Renny sebagai pekerja yang sedang mengerjakan proyek pengaspalan jalan. Menurut Renny, rumah tersebut sering dijadikan Parjo tempat berkumpul dengan teman-temannya. "Biasanya tujuh orang datang ke rumah itu sehabis magrib. Ada satu orang perempuan. Biasanya habis magrib, orang-orang itu pergi lalu kembali ke kontrakan menjelang subuh," beber Renny yang terakhir melihat Parjo pada Kamis malam. "Saya tidak tahu jika dia (Parjo) adalah buruan Densus 88," sambungnya.

Sekitar setengah jam kemudian, tim kepolisian bergerak lagi menuju Perumnas Way Kandis yang hanya sekitar lima menit perjalanan dari Gang Damai. Polisi menyatroni sebuah rumah di Jalan Pulau Sari yang rupanya tempat tinggal Solihin, tersangka yang ditangkap pada Kamis malam.
Menurut Ketua RT 08 Perumnas Way Kandis Edi Prana, Solihin pernah selama satu tahun mengontrak rumah itu.

Setelah itu ia pergi, lalu rumah diisi oleh seorang pedagang bakso keliling. Tak lama, Solihin kembali datang mengisi rumah tersebut bersama seorang perempuan yang mengenakan cadar.
Edi mengatakan, Solihin mengaku bekerja sebagai tukang sablon di daerah Wiyono, Pesawaran.  "Saya terakhir melihat Solihin sekitar tiga hari lalu. Kami bertemu di masjid waktu salat magrib," ujar Edi.
Komisaris Besar Nurochman mengatakan, Densus 88 menyita beberapa barang bukti dari rumah Solihin.

"Ada pelat kendaraan yang dipakai merampok BRI Pringsewu, senjata tajam, dan beberapa buku agama," kata Nurrochman yang terlibat dalam dua penggrebekan terakhir di wilayahnya.
Nurochman mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika ada penghuni baru di wilayahnya dengan gelagat mencurigakan. "Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebagai langkah deteksi dini (aksi terorisme," katanya

No comments:

Post a Comment