Saturday, July 27, 2013

Bandar Lampung Peringkat VI Pelayanan Akta Kelahiran Gratis


 Satu penghargaan kembali diraih Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung dari pemerintah pusat.
Kali ini Pemkot Bandar Lampung dinobatkan sebagai kota terbaik ke-6 dari 34 kabupaten/kota dalam hal pelayanan gratis kepada masyarakat.
Pelayanan gratis tersebut berupa pembuatan akta kelahiran bagi warga. Dimana Wali Kota Bandar Lampung Herman HN telah membuat kebijakan bahwa pembuatan akta kelahiran bagi warga digratiskan atau tanpa dipungut biaya.
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN menerima penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia atas penggratisan akta kelahiran tersebut.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menilai, pemenuhan hak asasi manusia atas hak layak anak, sudah terpenuhi dengan baik.
Penghargaan ini juga diberikan dalam rangka memeringati hari anak nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli. Penghargaan diberikan langsung di gedung Departemen Agama, Jakarta.
Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengaku bersyukur atas prestasi tersebut. Pasalnya ia menilai, apa yang telah diberikannya kepada masyarakat diapresiasikan oleh pemerintah pusat.
Orang nomor satu di Kota Tapis Berseri ini pun berharap, Bandar Lampung bisa menjadi contoh nasional dalam hal pembuatan akta kelahiran gratis kepada warga.
Walikota ingin seluruh kabupaten/kota se-Indonesia bisa menggratiskan akta kelahiran kepada warganya masing-masing. Karena penerimaan dalam hal akta kelahiran ini nilainya kecil. Jadi bisa ditutupi dengan pendapatan yang lain.

4.000 Guru Ngaji Se-Bandar Lampung Dapat Rp 500 Ribu per Orang dari Pemkot

4.000 guru ngaji se-Kota Bandar Lampung menerima dana bantuan dari pemkot setempat di Gedung Seba Guna (GSG) Universitas Lampung, Jumat (26/7/2013).
Masing-masing mendapatkan dana sebesar Rp 500 ribu per orang.
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengatakan, tujuan pemberian dana ini adalah untuk membantu kesejahteraan para guru ngaji.
Di harapkan dengan adanya dana bantuan ini para guru ngaji lebih semangat lagi dalam mendidik anak-anak.

Perbaikan Jalinsum Dikebut

Pemerintah terus mempercepat perbaikan dan pembenahan di jalur jalan lintas Sumatera (Jalinsum) ruas Kalianda-Bakauheni guna menyambut mudik Lebaran
beberapa ruas jalinsum yang kondisinya bergelombang dan berlubang di wilayah Desa Hatta Bakauheni saat ini terus dilakukan penambalan dan perataan.
Menurut para pekerja, ditargetkan sebelum H-7 perbaikan dan pembenahan jalinsum sudah akan selesai. Sehingga dapat dilalui oleh para pemudik dengan lebih aman

Truk Ekspedisi Barang Jejali Bakauheni

Arus penyeberangan di pelabuhan Bakauheni memasuki H-12 menjelang Lebaran terus mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terlihat pada arus kendaraan truk angkutan ekspedisi barang.
 Ratusan truk dari berbagai daerah di pulau Sumatera terlihat mengantre di dermaga 1,2,3, 4 dan 5 pelabuhan Bakauheni hendak menyeberang ke pelabuhan Merak, Banten.
Sebagian dari truk-truk tersebut merupakan truk pengangkut bahan kebutuhan pokok dan truk barang kebutuhan lainnya menjelang Lebaran

Thursday, May 16, 2013

Gelombang Merak-Bakauheni 1,25 Meter


Stasiun Meteorologi Maritim (SMM) Lampung memperkirakan tinggi gelombang di perairan Merak-Bakauheni pada hari ini hingga Sabtu pagi berkisar 0,5-1,25 meter.
 
Kondisi cuaca di perairan Selat Sunda bagian utara itu adalah berawan; arah angin dari barat daya dan barat dengan kecepatan berkisar 5-10 knot, kata prakirawan SMM Lampung, Rintiana, di Bandarlampung, Jumat.
 
Di Selat Sunda bagian selatan, tinggi gelombang berkisar 1,25-1,5 meter, kondisi cuaca berawan dan kecepatan angin berkisar 5-10 knot yang berembus dari arah barat daya dan barat.
 
Ia juga menyebutkan tinggi gelombang di perairan Pantai Timur Lampung berkisar 0,3-0,5 meter, namun kondisi cuacanya berawan, dan kecepatan angin berkisar 5-10 knot yang berembus dari arah barat daya dan barat.
 
Di perairan Pantai Barat Lampung dan Samudera Hindia barat Lampung, kondisi cuacanya juga hujan, dan tinggi gelombang diprediksi antara 1,25-1,5 meter dengan kecepatan angin berkisar 5-10 knot yang berembus dari arah barat dan barat daya.
 
Ia menyebutkan kondisi cuaca di perairan Lampung umumnya berawan dan berpeluang hujan.

Elpiji di Pringsewu Meroket Rp 26 Ribu


 Pemerintah Kabupaten Pringsewu telah berkoordinasi dengan Pertamina terkait langkanya Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran tabung tiga kilo gram. Mengingat, kelangkaan tersebut mengakibatkan harga LPG meroket hingga Rp 26 ribu dari sebelumnya hanya Rp 15 ribu. Kenaikannya mencapai Rp 11 ribu.

Kendati sudah berkoordinasi, Skretaris Daerah Pringsewu Idrus Effendi mengaku, Pemerintah Kabupaten (pemkab)Pringsewu belum menerima pemberitahuan soal rencana operasi pasar dari pertamina.  Sehingga belum ada usulan dari pemkab untuk operasi pasar tersebut.

Menyamar Jadi Pembeli, Polisi Cokok Tiga Pengedar Narkoba - Tribun Lampung

Satuan Reserse Narkoba Polres Lampung Timur menangkap tiga tersangka pengedar narkotika jenis ganja, seorang di antaranya perempuan warga Bandar Lampung.
    
"Dalam penangkapan itu, anggota kami berpura-pura sebagai pembeli narkoba jenis ganja," kata Kasat Narkoba Polres Lampung Timur, Iptu Zaldi Kurniawan, saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung, Jumat (29/6).
   
Menyamar Jadi Pembeli, Polisi Cokok Tiga Pengedar Narkoba - Tribun Lampung

Jangan Pasang Alat Peraga di Jalur Hijau! | Radar Lampung

Jangan Pasang Alat Peraga di Jalur Hijau! | Radar Lampung

Wednesday, May 15, 2013

Polsek Bukit Kemuning Limpahkan Tersangka Perampokan ke Lampung Barat - Tribun Lampung

Polsek Bukit Kemuning Limpahkan Tersangka Perampokan ke Lampung Barat - Tribun Lampung

Warga Gunung Rajabasa Tolak Pengelolaan Panas Bumi - Tribun Lampung

Warga Gunung Rajabasa Tolak Pengelolaan Panas Bumi - Tribun Lampung

Kapolres Lamsel Benarkan Densus 88 Bekuk Terduga Teroris - Tribun Lampung

Kapolres Lamsel Benarkan Densus 88 Bekuk Terduga Teroris - Tribun Lampung

Dua Gadis Malang Ini Dijual ke Hidung Belang Rp 1 Juta - Tribun Lampung

Dua Gadis Malang Ini Dijual ke Hidung Belang Rp 1 Juta - Tribun Lampung

Polisi Amankan Pelaku Perampasan Mobil Muatan Kopi - Tribun Lampung

Polisi Amankan Pelaku Perampasan Mobil Muatan Kopi - Tribun Lampung

Warga Metro Mengeluh Elpiji Langka - Tribun Lampung

Warga Metro Mengeluh Elpiji Langka - Tribun Lampung

Harga Kelapa di Tanggamus Rp 5.000 - Tribun Lampung

Harga Kelapa di Tanggamus Rp 5.000 - Tribun Lampung

Dinas Perdagangan Metro Bentuk Tim Pantau Elpiji - Tribun Lampung

Dinas Perdagangan Metro Bentuk Tim Pantau Elpiji - Tribun Lampung

Di Tanggamus Stok Elpiji 3 Kg Berkurang - Tribun Lampung

Di Tanggamus Stok Elpiji 3 Kg Berkurang - Tribun Lampung

17 Siswa Pesawaran Mundur UN karena Menikah - Tribun Lampung

17 Siswa Pesawaran Mundur UN karena Menikah - Tribun Lampung

Bercak Darah di Lokasi Penyergapan Terduga Teroris Pringsewu - Tribun Lampung

Bercak Darah di Lokasi Penyergapan Terduga Teroris Pringsewu - Tribun Lampung

Empat Teroris Ditangkap di Tiga Lokasi di Lampung - Tribun Lampung

Empat Teroris Ditangkap di Tiga Lokasi di Lampung - Tribun Lampung

Densus 88 Tangkap Teroris di Pringsewu Lampung


Perburuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mencari kelompok-kelompok terduga teroris belum juga berhenti. Setelah menggulung belasan orang di Pulau Jawa, pada Kamis (9/5) dan Jumat (10/5), tim Densus 88 menyeberang ke Lampung.
Hasilnya, dari serangkaian operasi penggerebekan di lima lokasi di tiga kabupaten/kota, sebanyak empat terduga teroris dapat ditangkap. Keempatnya ialah Solihin alias Abdul Latif alias Dino alias Wawan (41), Muhammad Ali alias Andika alias Dika alias Dwi Putra Mahardika (20), Dedy Rofaizal alias Faisal alias Jaka (42), dan Abu Nabila alias Bang Yos (48).

Kepala Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung Komisaris Besar Nurrochman menerangkan, keempatnya merupakan tersangka perampokan Bank BRI Unit Bulukarto di Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, pada 22 April lalu. Dari bank pelat merah itu, para pelaku menggasak uang sebanyak Rp 466,7 juta. "Uang tersebut untuk mendanai operasional kelompok teroris di Poso, Kendal, Kebumen, dan Bandung," kata Nurrochman.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Jakarta mengatakan, Solihin cs merupakan bagian jaringan teroris pimpinan Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka. Abu terkait dengan jaringan teroris Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Santoso yang sudah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).  Pada Rabu (8/5) lalu, Abu Roban tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Kendal, Jawa Tengah.

Dengan tangkapan di Lampung ini, secara keseluruhan Densus 88 telah menangkap hidup 17 terduga teroris dalam rangkaian penyergapan di sejumlah kota di Pulau Jawa dan Lampung. Tujuh di antaranya ditembak mati.

Bermula dari Panjang

Dalam lima penyergapan di Lampung, tim Densus 88 dibantu oleh sejumlah personel dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Poda) Lampung, juga Polresta Bandar Lampung.
Kabid Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih mengatakan, penangkapan pertama berlangsung di Jalan Yos Sudarso, Panjang, Bandar Lampung, Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB. Di sini, Solihin dan Muhamad Ali ditangkap.

Densus kemudian melanjutkan aksinya pada Jumat pagi di Sukoharjo, Pringsewu. Di sini Densus menangkap Dedy Rofaizal yang sedang lari pagi. Pasukan elite Polri ini lalu beranjak menuju Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Sekitar pukul 09.00 WIB, Densus menangkap penghuni rumah di Jalan Jetis Dusun 3A Karang Anyar bernama Abu Nabila alias Bang Yos atau biasa dipanggil Adin.

Rohayati, istri Adin, mengungkapkan, suaminya disergap saat sedang sarapan bersama dia dan ketiga anaknya. "Waktu sedang makan pagi, tiba-tiba terdengar bunyi pintu didobrak. Lalu masuk beberapa orang memegang senjata api laras panjang dan memakai penutup muka. Mereka langsung menodongkan senjata ke suami saya," kata Rohayati kepada wartawan.

Setelah meminta Rohayati dan ketiga anaknya keluar dari rumah, polisi melakukan penggeledahan di dalam rumah pria yang sehari berkerja pedagang bakso ikan keliling. Menurut Rohayati, selain menangkap suaminya, petugas membawa empat unit handphone milik suaminya dan beberapa buah buku agama.

Tanjung Senang-Way Kandis

Dari Karang Anyar, beranjak siang, tim gabungan Densus 88, Polda, dan Polresta Bandar Lampung, menggerebek sebuah rumah kontrakan di Jalan Ratu Dibalau, Gang Damai Nomor 19, Kelurahan Way Kandis, Tanjung Senang. Saat digeledah oleh sekurangnya enam anggota Densus bersenjata laras panjang, rumah dalam keadaan kosong. Renny, pemilik rumah, mengatakan, orang yang mengontrak rumahnya itu bernama Parjo.

"Dia mengontrak rumah saya sejak bulan April," ujarnya.
Parjo mengaku kepada Renny sebagai pekerja yang sedang mengerjakan proyek pengaspalan jalan. Menurut Renny, rumah tersebut sering dijadikan Parjo tempat berkumpul dengan teman-temannya. "Biasanya tujuh orang datang ke rumah itu sehabis magrib. Ada satu orang perempuan. Biasanya habis magrib, orang-orang itu pergi lalu kembali ke kontrakan menjelang subuh," beber Renny yang terakhir melihat Parjo pada Kamis malam. "Saya tidak tahu jika dia (Parjo) adalah buruan Densus 88," sambungnya.

Sekitar setengah jam kemudian, tim kepolisian bergerak lagi menuju Perumnas Way Kandis yang hanya sekitar lima menit perjalanan dari Gang Damai. Polisi menyatroni sebuah rumah di Jalan Pulau Sari yang rupanya tempat tinggal Solihin, tersangka yang ditangkap pada Kamis malam.
Menurut Ketua RT 08 Perumnas Way Kandis Edi Prana, Solihin pernah selama satu tahun mengontrak rumah itu.

Setelah itu ia pergi, lalu rumah diisi oleh seorang pedagang bakso keliling. Tak lama, Solihin kembali datang mengisi rumah tersebut bersama seorang perempuan yang mengenakan cadar.
Edi mengatakan, Solihin mengaku bekerja sebagai tukang sablon di daerah Wiyono, Pesawaran.  "Saya terakhir melihat Solihin sekitar tiga hari lalu. Kami bertemu di masjid waktu salat magrib," ujar Edi.
Komisaris Besar Nurochman mengatakan, Densus 88 menyita beberapa barang bukti dari rumah Solihin.

"Ada pelat kendaraan yang dipakai merampok BRI Pringsewu, senjata tajam, dan beberapa buku agama," kata Nurrochman yang terlibat dalam dua penggrebekan terakhir di wilayahnya.
Nurochman mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika ada penghuni baru di wilayahnya dengan gelagat mencurigakan. "Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebagai langkah deteksi dini (aksi terorisme," katanya

Ini Tujuh Objek Wisata Lampung yang Memukau


Bandarlampung: Dinas Pariwisata Provinsi Lampung fokus mempromosikan tujuh dari 308 objek wisata unggulan di Lampung.
 
Dari tujuh jualan wisata Lampung itu di antaranya, Menara Siger, Teluk Kiluan, Tanjung Setia, Gunung Krakatau, Way Kambas, dan Taman Nasional dan Bukit Barisan (TNBBS).

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Gatot Hadi Utomo mengatakan, mempromosikan objek wisata di Provinsi Lampung menjadi suatu hal yang wajib dilakukan Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Lampung dan juga seluruh elemen masyarakat.

"Saat ini kami sedang fokus ke tujuh kawasan pariwisata di Lampung. Karena tujuh kawasan tersebut dapat menjadi ikon pariwisata di Provinsi Lampung dan sudah diakui internasional," katanya.

Menurut Gatot, selain mengembangkan secara komperensif dan membuat daya tarik pengunjung untuk berpariwisata di Lampung, pihaknya juga mengadakan event-event.

Salah satunya adalah Festival Krakatau yang dilaksanakan setiap tahun. Tujuannya yakni  untuk mempromosikan objek wisata di Lampung. Baik ditujukan bagi turis lokal maupun Internasional.

"Pada tahun 2012 sebanyak 24 negara hadir ikut meramaikan acara Festival Krakatau," ujarnya.

Namun Gatot menjelaskan, tidak hanya Provinsi Lampung yang mengdakan event yang bertemakan pariwisata. Seluruh Kabupaten di Lampung juga mempunyai event tersendiri yang sudah dilaksanakan setiap tahunnya.

"Event yang ada di kabupaten, seperti di Lampung Utara mereka mempunyai Begawi Agung, ada juga Festival Teluk Semangka, dan masih banyak lagi program acara untuk mempromosikan objek wisata," jelasnya.

Gatot mengungkapkan,  dana yang dikeluarkan untuk mengadakan festival Krakatau pada tahun 2012 lalu sebesar Rp850 juta. Selanjutnya pada 2013 untuk Festival Krakatau, dana yang dikeluarkan jumlahnya juga akan sama. Namun ada dukungan sporting event dari komunitas motor. Rencananya dilaksanakan pada Juni 2013.

Saat ini sarana transportasi menuju lokasi wisata di Lampung masih kerap dikeluhkan masyarakat. Karena jarak tempuh yang jauh seperti ke Teluk Kliluan. Termasuk biaya masuk dan harga makanan serta fasilitas lainnya yang belum stabil.

"Semuanya butuh proses, tidak bisa secara instan perbaikan dan pembangunan itu dapat langsung dirasakan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa hal tersebut menjadi keluhan, namun bukan tidak ditanggapi namun harus bersabar saja karena semuanya membutuhkan proses,” kata Gatot.

Menurut Gatot, kurangnya minat penduduk lokal untuk menikmati objek wisata alam yang ada di Lampung itu semua menjadi tergantung selera pasar. Wisatawan asing lebih menyukai wisata alam seperti laut yang memiliki ombak besar untuk bermain surfing. Namun untuk wisatawan lokal lebih menyukai tempat wisata seperti karaokean, wisata alam pasir putih, dan city tour.

Data Dinas Pariwisata Provinsi Lampung menyebutkan pada 2012 terdapat  308 objek wisata, 11 Hotel Bintang, 8 hotel melati, 6 resort wisata, 58 pondok wisata, 48 tempat bilyard, 62 pemancingan, dan 126 biro perjalanan.

Selain itu juga didukung  129 tempat penjualan oleh -oleh dan cinderamata, 753 sanggar tari, 352 salon dan spa, 1.126 rumah makan, 47 kolam renang, 1 padang golf, dan 29 tempat karoke

Thursday, February 28, 2013

Sejarah Lampung


Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan.
Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khasanah adat budaya di Nusantara yang tercinta ini. Oleh karena itu pada zaman VOC daerah Lampung tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda.
Wilayah Lampung pernah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda. Waktu Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda maka Hasanuddin, sultan Banten yang pertama, mewarisi wilayah tersebut dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot pada halamaan 19 sebagai berikut: From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region.
Tatkala Banten dibawah pimpinan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Sultan Agung ini dalam upaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten mendapat hambatan karena dihalang-halangi VOC yang bercokol di Batavia. Putra Sultan Agung Tirtayasa yang bernama Sultan Haji diserahi tugas untuk menggantikan kedudukan mahkota kesultanan Banten.
Dengan kejayaan Sultan Banten pada saat itu tentu saja tidak menyenangkan VOC, oleh karenanya VOC selalu berusaha untuk menguasai kesultanan Banten. Usaha VOC ini berhasil dengan jalan membujuk Sultan Haji sehingga berselisih paham dengan ayahnya Sultan Agung Tirtayasa. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya Sultan Haji akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Agung Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten.
Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan sebuah piagam dari Sultan Haji tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung.
Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Haji dan ia mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini ternyata tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yag dicari-carinya. Agaknya perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung yang dirintisnya mengalami kegagalan, karena ternyata tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Haji yang bersekutu dengan kompeni, tetapi banyak yang masih mengakui Sultan Agung Tirtayasa sebagai Sultan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.
Sementara itu timbul keragu-raguan dari VOC apakah benar Lampung berada dibawah Kekuasaan Sultan Banten, kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidak mutlak.
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "Jenang" atau kadangkadang disebut Gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada).
Sedangkan penguasa-penguasa Lampung asli yang terpencar-pencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "Adipati" secara hirarkis tidak berada dibawah koordinasi penguasaan Jenang/ Gubernur. Jadi penguasaan Sultan Banten atas Lampung adalah dalam hal garis pantai saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil-hasil bumi terutama lada, dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia menduduki daerah Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles meninggalkan Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung.

Dalam pada itu sejak tahun 1817 posisi Radin Inten semakin kuat, dan oleh karena itu Belanda merasa khawatir dan mengirimkan ekspedisi kecil di pimpin oleh Assisten Residen Krusemen yang menghasilkan persetujuan bahwa :
Radin Inten memperoleh bantuan keuangan dari Belanda sebesar f. 1.200 setahun.
Kedua saudara Radin Inten masing-masing akan memperoleh bantuan pula sebesar f. 600 tiap tahun.
Radin Inten tidak diperkenankan meluaskan lagi wilayah selain dari desa-desa yang sampai saat itu berada dibawah pengaruhnya.
Tetapi persetujuan itu tidak pernah dipatuhi oleh Radin Inten dan ia tetap melakukan perlawanan-perlawanan terhadap Belanda.
Oleh karena itu pada tahun 1825 Belanda memerintahkan Leliever untuk menangkap Radin Inten, namun dengan cerdik Radin Inten dapat menyerbu benteng Belanda dan membunuh Liliever dan anak buahnya. Akan tetapi karena pada saat itu Belanda sedang menghadapi perang Diponegoro (1825 - 1830), maka Belanda tidak dapat berbuat apa-apa terhadap peristiwa itu. Tahun 1825 Radin Inten meninggal dunia dan digantikan oleh Putranya Radin Imba Kusuma.
Setelah Perang Diponegoro selesai pada tahun 1830 Belanda menyerbu Radin Imba Kusuma di daerah Semangka, kemudian pada tahun 1833 Belanda menyerbu benteng Radin Imba Kusuma, tetapi tidak berhasil mendudukinya. Baru pada tahun 1834 setelah Asisten Residen diganti oleh perwira militer Belanda dan dengan kekuasaan penuh, maka Benteng Radin Imba Kusuma berhasil dikuasai.
Radin Imba Kusuma menyingkir ke daerah Lingga, namun penduduk daerah Lingga ini menangkapnya dan menyerahkan kepada Belanda. Radin Imba Kusuma kemudian di buang ke Pulau Timor.
Dalam pada itu rakyat dipedalaman tetap melakukan perlawanan, "Jalan Halus" dari Belanda dengan memberikan hadiah-hadiah kepada pemimpin-pemimpin perlawanan rakyat Lampung ternyata tidak membawa hasil. Belanda tetap merasa tidak aman, sehingga Belanda membentuk tentara sewaan yang terdiri dari orang-orang Lampung sendiri untuk melindungi kepentingan-kepentingan Belanda di daerah Telukbetung dan sekitarnya. Perlawanan rakyat yang digerakkan oleh putra Radin Imba Kusuma sendiri yang bernama Radin Inten II tetap berlangsung terus, sampai akhirnya Radin Inten II ini ditangkap dan dibunuh oleh tentara-tentara Belanda yang khusus didatangkan dari Batavia.
Sejak itu Belanda mulai leluasa menancapkan kakinya di daerah Lampung. Perkebunan mulai dikembangkan yaitu penanaman kaitsyuk, tembakau, kopi, karet dan kelapa sawit. Untuk kepentingan-kepentingan pengangkutan hasil-hasil perkebunan itu maka tahun 1913 dibangun jalan kereta api dari Telukbetung menuju Palembang.

Hingga menjelang Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan periode perjuangan fisik setelah itu, putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan betapa pahitnya perjuangan melawan penindasan penjajah yang silih berganti. Sehingga pada akhirnya sebagai mana dikemukakan pada awal uraian ini pada tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.

Lampung


Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung (Kabupaten Tanggamus), dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui.
Lapangan terbang utamanya adalah "Radin Inten II", yaitu nama baru dari "Branti", 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. Secara Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada antara : 103o 40' - 105o 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6o 45' - 3o 45' Lintang Selatan